PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Anak adalah mahluk yang lahir dari sepasang orang tua,
anak adalah manusia yangbelum dewasa, anak adalah titipan Allah SWT, anak
sebagai amanah, anak merupakan masa depan bangsa dan sebagainya. Dari sudut perkembanganya, sejak anak dilahirkan sampai tahun-tahun
pertama anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat.
Para ahli berpendapat bahwa perkembangan pada tahun-tahun awal lebih
kritis dibandingkandengan perkembangan selanjutnya, sehingga dikatakan bahwa
“masa kanak-kanakmerupakan gambaran awal manusia sebagai seorang manusia”. Para
ahli neurosciencemengemukakan bahwa, anak sejak dilahirkan telah
memiliki milayaran sel neuron yang siap dikembangkan.
Anak
akan mengalami suatu periode yang dinamakan sebagai masa keemasan anak(the golden years) saat usia dini dimana saat itu
anak akan sangat peka dan sensitif terhadap berbagai rangsangan dan pengaruh
dari luar. Laju perkembangan dan pertumbuhan anak mempengaruhi masa keemasan
dari masing-masing anak itu sendiri. Saat masa keemasan, anak akan mengalami
tingkat perkembangan yang sangat drastis di mulai dari pekembangan berpikir,
perkembangan emosi, perkembangan motorik, perkembangan fisik dan perkembangan
sosial. Lonjakan perkembangan ini terjadi saat anak berusia 0-8 tahun, dan
lonjakan perkembangan ini tidak akan terjadi lagi di periode selanjutnya. Saat
perkembangan anak khususnya saat perkembangan dini, orang tua harus betul
menjadikannya sebagai perhatian khusus, karena hal ini tentunya akan sangat
berpengaruh terhadap kehidupan anak di masa yang akan datang.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa keistimewaan pada masa
anak-anak?
2.
Bagaimana karakteristik
perkembangan pada masa anak-anak?
C.
Tujuan Masalah
1.
Agar mengetahui keistimewaan
anak-anak
2.
Agar mengetahui karakteristik
perkembangan pada masa anak-anak
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Keistimewaan Masa Anak-Anak
Anak dilahirkan di dunia dalam kondisi serba kurang lengkap; sebab
semua naluri, fungsi jasmaniah, serta rohaniahnya belum berkembang dengan
semurna. Oleh karena itulah anak manusia mempunyai kemungkinan panjang untuk
bebas berkembang. Yaitu untuk “survive” mempertahankan hidup, dan untuk
menyesuaikan diri dalam lingkungannya.
Manusia sanggup menyesuaikan diri dalam lingkungannya, bahkan juga
mampu mengubah alam sekitar dan dunia. Sehubungan dengan proses perkembangan
anak manusia ini, masa mudanya lebih lama, dan memerlukan usaha belajar yang
lebih banyak bentuan, tuntunan, dan pendidikan dari orang dewasa.
Pada tahun-tahun pertama anak cepat mengenala lingkungan tempat
tinggalnya. Namun pengenalan tersebut serba tidak lengkap dan belum terperinci.
Walaupun pengertian dan pengenalannya banyakdipengaruhi oleh aktivitas atau
usaha orang dewasa , namun dia masih dibatasi oleh rasa “belum sadar”.[1]
Anak
akan mengalami suatu periode yang dinamakan sebagai masa keemasan anak(the golden years) saat usia dini dimana saat itu
anak akan sangat peka dan sensitif terhadap berbagai rangsangan dan pengaruh
dari luar. Laju perkembangan dan pertumbuhan anak mempengaruhi masa keemasan
dari masing-masing anak itu sendiri. Saat masa keemasan, anak akan mengalami
tingkat perkembangan yang sangat drastis di mulai dari pekembangan berpikiri,
perkembangan emosi, perkembangan motorik, perkembangan fisik dan perkembangan
sosial. Lonjakan perkembangan ini terjadi saat anak berusia 0-8 tahun, dan
lonjakan perkembangan ini tidak akan terjadi lagi di periode selanjutnya. Saat
perkembangan anak khususnya saat perkembangan dini, orang tua harus betul
menjadikannya sebagai perhatian khusus, karena hal ini tentunya akan sangat
berpengaruh terhadap kehidupan anak di masa yang akan datang.
B.
Karakteristik Perkembangan Pada Masa Anak-Anak
Karakteristik Perkembangan anak dibagi menjadi tiga fase, yaitu
perkembangan masa anak-anak awal, perkembangan masa anak-anak tengah dan akhir.
a.
Karakteristik
Perkembangan Masa Anak-Anak Awal
Sebagian
orang tua menganggap awal masa kanak-kanak sebagai usia yang mengandung masalah
atau usia sulit, orangtua juga mengganggap masa awal
kanak-kanak sebagai usia mainan, karena sebagian besar waktunya dihabiskan
dengan mainan.
Sebutan
yang digunakan para pendidik; Para pendidik menyebut tahun-tahun awal masa
kanak-kanak sebagai usia prasekolah. Sebutan yang digunakan para ahli
psikologi; sebutan yang banyak digunakan adalah usia
kelompok, yaitu masa di mana anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku
social sebagai persiapan bagi kehidupan social yang lebih tinggi yang
diperlukan untuk penyesuaian diri pada waktu mereka masuk kelas satu. Karena
perkembangan utama yang terjadi selama awal masa kanak-kanak seputar penguasaan
dan pengendalian lingkungan, banyak ahli psikologi melabelkan awal masa
kanak-kanak sebagai usia menjelajah, artinya menunjukkan bahwa anak-anak
ingin mengetahui keadaan lingkungannya, bagaimana mekanismenya, bagaimana
perasaannya dan bagaimana ia dapat menjadi bagian dari lingkungan. Salah satu
caranya dengan bertanya. Jadi periode ini sering disebut sebagai usia
bertanya. Hal lain juga yang paling menonjol adalah meniru pembicaraan dan
tindakan orang lain. Sehingga dikenal dengan usia meniru. Namun demikian
kecendrungan yang lebih dari sekedar meniru adalah menujukkan kreatifitas dalam
bermain dibandingkan dengan masa-masa lain dalam kehidupannya. Dengan alasan
ini, shli psikologi juga menamakan sebagaiusia kreatif.
Adapun perkembangan pada masa ini
mencakup beberapa aspek khusus, yaitu;
a)
Perkembangan Fisik
Selama
masa anak anak awal, pertumbuhan fisik berlangsung secara lambat, dibandingkan
dengan tingkat pertumbuhan selama masa bayi. Pertumbuhan fisik yang lambat ini
berlangsung sampai mulai munculnya tanda tanda pubertas, yakni kira-kira 2
tahun menjelang anak-anak matang secara seksual dan pertumbuhan fisik kembali
berkembang pesat. Meskipun selama anak-anak pertumbuhan
fisik mengalami perlambatan, namun ketrampilan motorik kasar dan motorik
halus justru berkembang pesat.
Ø Tinggi
dan berat badan
Selama masa kanak-kanak
awal, tinggi rata-rata anak bertumbuh 2,5 inci dan berat bertambah antara 2,5
hingga 3,5 kg setiap tahunnya. Pada usia 3 tahun, tinggi anak sekitar 38 inci
dan beratnya sekitar 16,5 kg. Pada usia 5 tahun, tinggi anak mencapai 43,6 inci
dan beratnya 21,5 kg (Mussen, Conger dan Kangan,1969). Ketika anak
usia pra sekolah bertumbuh semakin besar, persentase pertumbuhan dalam tinggi
dan berat berkurang setiap tahun. Selama masa ini baik laki-laki maupun
perempuan terlihat makin langsing, sementara batang tubuh mereka makin panjang.
Ø Perkembangan
otak
Salah satu yang terpenting
dalam pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa ini adalah pertumbuhan otak
dan system syaraf. Otak dan kepala merupakan bagian yagn tumbuh paling cepat.
Meningkatnya ukuran otak disebabkan oleh peningkatan jumlah dan ukuran
syaraf-syaraf dalam, dan diantaranya bagian-bagian otak. Peningkatan ukuran
otak disebabkan oleh peningkatan mielinisasi yaitu proses dimana sel-sel syaraf
dilapisi dan diisolasi oleh sebuah lapisan sel-sel lemak, efeknya dapat
meningkatkan kecepatan dan ketepatan penyaluran informasi melalui system
syaraf. Mielinisasi penting bagi pendewasaan anak, peningkatan kematangan otak
dikombinasikan untuk memperoleh pengalaman dan pemunculan kemampuan kognitif.Pertumbuhan
otak pada masa kanak-kanak tidak sepesat pertumbuhan otak pada masa bayi. Pada
saat bayi mencapai usia 2 tahun, ukuran otaknya rata-rata 75% dari otak orang
dewasa, dan pada usia 5 tahun, ukuran otaknya mencapai sekitar 90% otak orang
dewasa (Yeterian & Pandya, 1988).[2]
b)
Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik
merupakan aspek yang penting bagi usia dini. Pada tahap ini, mengalami kemajuan
yang sangat pesat yang dapat digunakan sebagai dasar pada perkembangan
berikutnya.
Ketrampilan
motorik dibagi dua jenis yaitu:
1.
Ketrampilan motorik kasar
(Gross Motor) adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau
sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak
itu sendiri.
2.
Ketrampilan motorik halus
(Fine motor) adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian
anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan
berlatih.
c)
Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif anak terbagi
ke dalam beberapa tahap:
1.
Tahap Sensorimotor, pada tahap ini
kemampuan anak hanya pada gerakan refleks, mulai mengembangkan
kebiasaan-kebiasaan awal, mereproduksi berbagai kejadian yang menurutnya
menarik, mulai menggunakan berbagai hal atau peralatan guna mencapai tujuannya,
melakukan berbagai eksperimen dan anak sudah mulai menemukan berbagai cara
baru. Tahap sensorimotor terjadi saat usia 0-2 tahun.
2.
Tahapan Pra-operasional, pada tahap
ini anak mulai menerima berbagai rangsangan yang masih terbatas, Kemampuan
bahasa anak mulai berkembang, meskipun pola pikirnya masih bersifat statsi dan
masih belum mampu untuk berpikir secara abstrak, persepsi mengenai waktu dan
mengenai tempat masih tetap terbatas. Tahap pra-operasional berkembang saat usia
anak 2-7 tahun.
3.
Tahap konkret operasional, pada
tahap ini anak sudah bisa menjalankan operasional dan berpikirnya mulai
berpikir secara rasional. Dalam tahap ini tugas-tugas seperti menyusun,
melipat, melakukan pemisahan, penggabungan, menderetkan dan membagi sudah dapat
dilakukan oleh anak. Tahap konkret operasional berlangsung pada usia 7-11
tahun.
4.
Tahap Formal Operasional, dalam
tahap ini anak sudah mulai beranjak sebagai seorang remaja. Dalam tahap ini,
anak sudah mulai berpikir secara hipotetik, yaitu penggunaan hipotesis yang
relevan sudah dilakukan anak guna memecahkan berbagai masalah. Sudah mampu
menampung atau berpikir terhadap hal-hal yang menggunakan prinsip-prinsip
abstrak, sehingga anak sudah bida menerima pelajaran-pelajaran yang bersifat abstrak
seperti matematika, agama dan lain-lain.[3]
d)
Perkembangan Bahasa
Perkembangan
bahasa dimulai dengan tangisan kelahiran, diikuti perkembangan bertahap-tahap
yang ditandai kemampuan-kemampuan tertentu. Jean Piaget mengajukan
pola perkembangan bahasa sebagai
berikut.
·
Tahap Pra operasional (usia 2 – 7 tahun)
Dapat diklasifikasikan ke dalam dua tahap yaitu sebagai berikut :
1. Masa 2,0-2,6 tahun yang bercirikan:
v Anak sudah mulai menyusun kalimat tunggal yang sempurna
v Anak sudah mampu memahami tentang perbandingan. Misalnya, anjing lebih
besar dari kucing.
v Anak banyak menanyakan nama dan tempat: apa, di mana, dan dari mana.
v Anak sudah banyak mengunakan kata-kata yang berawalan dan berakhiran.
2. Masa 2,6-6,0 tahun yang bercirikan:
v Anak sudah dapat menggunakan kalimat majemuk beserta anak kalimatnya.
v Tingkat berfikir anak sudah lebih maju, anak banyak menanyakan soal waktu,
sebab-akibat melalui pertanyaan-pertanyaan: kapan, ke mana, mengapa, dan
bagaimana.
v Pola perkembangan kemampuan berbahasa tampak pula pada tipe bicara. Menurut Piaget ada tiga tipe bicara
egocentric sejak masa bayi dan anak sebagai berikut:
v Mengulang-ulang (repetion) sambil meniru ucapan
termasuk gaya orang lain
v Berbicara sendiri (individual monologue)
e) Perkembangan Emosional
Anak usia dini mengalami hampir semua jenis emosi yang
secara normal dialami oleh orang dewasa. Namun, rangsangan yang mengakibatkan
emosi dan cara anak mengekspresikan emosi sangat berbeda dengan orang dewasa.
Anak usia dini cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas dan terbuka.
Secara garis besar jenis emosi menurut Goleman (1997)
dikelompokkan sebagai berikut:
1.
Amarah,
beringas, mengamuk, marah besar, jengkel, keras hati, terganggu, berang dan
tersinggung.
2.
Kesedihan,
pedih, muram, meloncholic, mengasihi diri, kesepian, ditolak, dan putus asa.
3.
Kenikmatan,
kebahagiaan, gembira, riang, puas, senang, terhibur, dan bangga.
4.
Rasa takut,
cemas, gugup, hawatir, was-was, tidak senang, panik, phobia.
5.
Kasih sayang,
cinta, penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat dan
kasih.
6.
Terkejut,
terkesiap, takjub, dan terpana.
7.
Mual, benci,
dan tidak suka.
8.
Malu, rasa
salah, kesal hati, aib, hina dan rendah diri
Pengelompokkan tersebut pada intinya ada emosi yang
menyenangkan (positif) dan ada emosi yang tidak menyenangkan (negatif). Emosi
negatif perlu mendapat perhatian yang lebih bila dibandingkan dengan emosi
positif karena dampak emosi negatif dapat menyebabkan individu merasa gagal dan
rendah diri.
Dalam mengembangkan emosi anak yang mengarah positif,
seseorang perlu memiliki keterampilan emosi sebagai berikut:
1.
Mengidentifikasi
dan memberi nama pada perasaan yang muncul
2.
Mengungkapkan
perasaan
3.
Menilai
intensitas perasaan
4.
Mengelola
perasaan
5.
Menunda
pemuasan
6.
Mengendalikan
dorongan hati
7.
Mengurangi
stres
8.
Mengetahui
perbedaan antara perasaan dan tindakan
Goleman (1997) mengatakan “proses pembelajaran emosi
sangat penting pada empat tahun pertama kehidupan anak, akibat-akibat
permanennya besar sekali”. Oleh karena itu, macam-macam keterampilan emosi
tersebut hendaknya dilatihkan pada anak-anak agar anak memiliki kecerdasan
emosional yang tinggi.[5]
f)
Perkembangan Moral
Belajar berperilaku merupakan salah satu tugas
perkembangan yang penting di masa kanak-kanak. Seperti kita ketahui, anak-anak
berbeda dengan orang dewasa dalam hal perkembangan kognitif dan pribadi. Mereka
juga berbeda dalam hal pertimbangan moral. Di sini ada dua orang tokoh yakni
Piaget dan Kohlberg yang mengemukakan tentang teori perkembangan moral.
g) Perkembangan Sosial
Hurlock (1991) mendefinisikan perkembangan
sosial sebagai pencapaian suatu kemampuan untuk berprilaku sesuai dengan
harapan sosial yang ada. Proses menuju kesesuaian ini mencakup tiga komponen,
yaitu (1) belajar nberprilaku sosial, (2) bermain dalam peranan yang disetujui
secara sosial, (3) pengembangan sikap sosial. Gordon dan Browne dalam
Moeslichatoen (1999) mengadakan penggolongan kegiatan bermain sesuai dengan
dimensi perkembangan sosial anak dalam empat bentuk yaitu: (1) bermain secara
soliter, (2) bermain secara pararel, (3) bermain asosiatif, (4) bermain secara
komperatif.
Perekembangan bermain sosial bayi merupakan
bentuk permainan sendiri-sendiri (Soliter) dan tidak bersifat sosial.
Dalam permainan tidak terdapat aturan-aturan. Dengan sendirinya permainan
dipandang sebagai permainan spontan dan bebas. Bayi bermain kapan saja dan
dengan cara apapun.
Awal usia dua tahun dan tiga tahun, anak
menunjukan minat yang nyata untuk melihat anak yang lain. Ini dikenal dengan
pararel, yaitu anak bermain sendiri-sendiri secara berdampingan. Jadi tidak ada
interaksi anak satu dengan anak lainnya. Anak senang dengan kehadiran anak
lain, tetapi belum terjadi keterlibatan diantara mereka. Selama bermain secara
pararel anak sering menirukan apa yang dilakukan oleh anak lain yang
berdekatan. Bermain pararel merupakan bentuk kegiatan sosial yang pertama-tama
dilakukan dengan teman sebaya.
Orang-orang di sekitar, kerabat, tetangga,
saudara, tutor, dan teman sebaya akan mempengaruhi perkembangan sosia, hal ini
didukung oleh pendapat Siti Partini (1995) yang mengatakan bahwa, sejak lahir
anak dipengaruhi oleh lingkungan sosial dimana dia berada secara terus menerus.
Tutor di tempat penitipan anak merupakan pengasuh yang dekat dengan anak, maka
perilaku tutor akan mempengaruhi pula perkembangan sosial anak.
b.
Karakteristik Masa Anak-Anak
Tengah dan Akhir
Masa
anak akhir (Late childhood) berlangsung pada usia 6 tahun
hingga tiba saatnya individu menjadi matang
secara seksual. Pada masa awal dan masa akhir anak-anak ditandai oleh kondisi
yang sangat mempengaruhi perkembangan sosial anak. Masa ini merupakan tahap
terpenting bagi anak-anak untuk mengembangkan aspek-aspek yang ada pada dirinya
seperti aspek afektif, kognitif, psikomotorik, maupun aspek psikososial untuk
menyongsong ke masa remaja.
Permulaan masa anak akhir ditandai dengan masuknya anak
ke kelas satu Sekolah Dasar. Bagi sebagian besar anak, hal ini merupakan
perubahan besar dalam pola kehidupannya, juga bagi yang pernah mengalami
situasi Pra Sekolah. Sementara untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan
harapan bagi sebagian anak terasa sulit, karena kebanyakan anak berada dalam
keadaan tidak seimbang, anak mengalami gangguan emosional, sehingga sulit untuk
dapat bekerja sama. Oleh karena itu, masuk kelas satu merupakan peristiwa
penting yang sangat menentukan bagi perkembangan sosialnya sehingga dapat
mengakibatkan perubahan dalam sikap, prilaku dan nilai bagi anak.
Tibanya masa anak akhir sulit untuk diketahui secara
tepat kapan periode ini berakhir, karena kematangan seksual sebagai kriteria
yang digunakan untuk memisahkan masa anak-anak dan pubertas timbulnya tidak
selalu sama pada setiap anak. Salah satu penyebabnya adalah karena perbedaan
kematangan seksual. Secara umum anak perempuan masa anak akhir berlangsung
antara usia 6 – 13 tahun, artinya memiliki rentang waktunya sekitar 7 tahun.
Sedangkan bagi anak laki-laki berlangsung antara 6 – 16 tahun yang berarti
memiliki rentang waktu sekitar 8 tahun.
Bagi banyak orang tua, masa anak akhir
merupakan usia yang menyulitkan, suatu masa dimana anak tidak mau lagi
menuruti perintah dan anak lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebaya
dibanding orang tua atau keluarga.
Para pendidik melabelkan akhir masa kanak-kanak
dengan usia sekolah dasar. Para pendidik juga memandang periode ini
sebagai periode kritis dalam dorongan berprestasi, masa dimana anak
membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses yang akan dibawanya hingga mereka
dewasa.
Juga merupakan usia tidak rapih, terutama
untuk anak laki-laki yaitu cenderung acuh terhadap penampilan dan kamar yang
berantakan, serta usia bertengkar, karena kerap terjadi pertengkaran
yang membuat suasana rumah kurang menyenangkan.
Adapun perkembangan pada masa anak-anak akhir mencakup beberapa
aspek khusus, yaitu;
a). Perkembangan Fisik
Pada masa ini peningkatan
berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannnya. Kaki dan tangan menjadi
lebih panjang, dada dan pinggul jadi lebih besar. Peningkatan berat badan anak
selama masa ini terjadi terutama karena bertambahnya ukuran system rangka dan
otot, serta ukuran beberapa organ tubuh. Pada saat yang sama kekuatan otot-otot
secara berangsur angsur bertambah dan gemuk bayi (baby fat)
berkurang. Pertambahan kekuatan otot ini adalah karena factor krturunan dan
latihan (olahraga). Karena perbedaan jumlah sel-sel otot, maka umumnya anak
laki-laki lebih kuat dari pada anak perempuan (Santrol,1995).
·
Tinggi dan Berat Badan
Kenaikan tinggi per-tahun
adalah 2 sampai 3 inci. Rata-rata anak perempuan usia sebelas tahun sedikit
lebih tinggi dari anak laki-laki.
·
Berat
Kenaikan berat lebih
bervariasi, rata-rata berat anak perempuan juga sedikit lebih berat dari anak
laki-laki
·
Postur tubuh
Perbedaan dalam postur
tubuh tidak lagi terlalu tampak seperti pada usia sebelumnya. Disamping itu,
anak pada usia ini kurang memberi perhatian pada penampilan dan memiliki
kecenderungan untuk berpakaian seperti teman-teman tanpa memperdulikan pantas
atau tidaknya dengan postur tubuh mereka
·
Tulang dan Otot
Pada masa ini, jaringan
lemak berkembang lebih cepat daripada jaringan otot yang perkembangannya baru
mulai melejit pada awal pubertas.
·
Gigi
Pada permulaan pubertas
umumnya seorang anak sudah mempunyai dua puluh dua gigi tetap, keempat gigi
terakhir muncul pada usia remaja.
b).Perkembangan Motorik
Usia
emas dalam perkembangan motorik adalah middle childhood atau masa
anak-anak, seperti yang diungkapkan Petterson (1996). Pada usia ini, kesehatan
fisik anak mulai stabil. Anak tidak mengalami sakit seperti usia sebelumnya.
Hal ini menyebabkan perkembangan fisik jadi lebih maskimal dari pada usia
sebelumnya.
Perkembangan
fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak. Motorik merupakan
perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir
antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik
meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang
menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang
dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk,
menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya. Sedangkan motorik halus
adalah gerakan yang menggunakan menggunakan otot-otot halus atau sebagian
anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan
berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret,
menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut
sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.
Keterampilan
motoris terus meningkat pada masa kanak-kanak pertengahan dan akhir.
Perkembangan motorik anak-anak menjadi lebih halus dan lebih
terkoordinasi daripada masa kanak-kanak awal. Contohnya hanya seorang dari
seribu anak dapat memukul bola tenis melampaui net pada usia 3 tahun, tetapi
pada usia 10 atau 11 tahun, kebanyakan anak-anak dapat belajar bermain olahraga.
c).
Perkembangan Bahasa
·
Pengucapan kata-kata
Kesalahan pengucapan pada
usia ini lebih sedikit dibandingkan pada usia anak-anak awal. Perbaikan
pengucapan ini dibantu oleh lingkungan, baik lingkungan rumah maupun lingkungan
Sekolah.
·
Menambah kosa kata
Kosakata anak-anak
meningkat melalui berbagai sumber yang telah disebutkan diatas. Rata-rata anak
kelas Satu mengetahui sekitar 20.000 sampai 24.000 kata-kata atau sekitar 5
sampai 6 % dari kata-kata dalam kamus standar. Pada saat duduk di kelas 6,
sebagian besar anak sudah mengetahui sekitar 50.000 kata-kata. Disamping
mempelajari kata-kata baru dalam kosa kata umum, anak menambah kosa kata
khusus, yaitu kosa kata yang terdiri dari kata-kata dengan arti khusus dan
penggunaan yang terbatas.
Anak perempuan mempunyai
kosa kata tentang warna yang lebih banyak dari anak laki-laki karena
ketertarikan mereka dengan dunia fashion, pernak-pernik, dll. Sementara anak
laki-laki memiliki kosa kata makian lebih banyak dari anak perempuan, karena
kata-kata tersebut mereka anggap sebagai pertanda kejantanan. Selain perbedaan
jenis kelamin, perbedaan lingkungan, status sosial ekonomi, juga mempengaruhi
perbendaharaan kata yang dikuasai anak pada usia ini.
·
Membentuk kalimat
Anak usia 6 tahun harus
suah menguasai hampir semua jenis struktur kalimat. Pada usia
6-9 tahun panjang kalimat akan bertambah. Kalimat panjang biasanya
tidak teratur dan terpotong-potong. Berangsur-angsur setelah usia 9 tahun, anak
mulai menggunakan kalimat yang lebih singkat dan lebih padat.
d). perkembangan emosi
Pada
akhir masa kanak-kanak, ada waktu dimana anak sering mengalami emosi yang
hebat. Karena emosi cenderung kurang menyenangkan, maka dalam periode ini
meningginya emosinya menjadi periode ketidakseimbangan, yaitu saat dimana anak
menjadi sulit dihadapi.
Meningginya
emosi pada akhir masa kanak-kanak dapat disebabkan fisik dan atau lingkungan.
Kalau anak sakit atau lelah, ia cenderung cepat marah, rewel, dan umumnya sulit
dihadapi. Justru sebelum masa kanak-kanak berakhir , ketika organ-organ seks
mulai berfungsi, meningginya emosi sedang mengalami puncaknya.
Keadaan
lingkungan yang menyebabkan meningginya emosi juga beragam dan serius. Karena
penyesuain diri pada setiap situasi baru akan menyusahkan anak. Meningginya
emosi hampir dialami oleh semua anak terutama pada saat baru masuk sekolah.
Setiap perubahan yang menonjol pada pola kehidupan anak, seperti keretakan
keluarga akibatkematian atau perceraian, akan selalu menyebabkan emosi meninggi.
Namun
pada umumnya, akhir masa kanak-kanak merupakan periode yang relatif tenang yang
berlangsung sampai mulainya masa puber. Ini disebabkan oleh beberapa hal.
Pertama, peranan yang dilakukan oleh anak yang sudah besar sudah terumus secara
jelas dan anak tahu bagaimana melaksanakannya; kedua, permainan dan olahraga
merupakan pelampiasan emosi yang tertahan; dan terakhir, dengan meningkatnya
keteranpilan anak tidak banyak mengalami kekecewaan dalam usahanya untuk
menyelesaikan berbagai macam tugas dibandingkan pada saat anak masih lebih
muda.
e). perkembangan
psikososial
Masa
Sekolah (School Age) ditandai adanya kecenderungan industry–inferiority.
Sebagai kelanjutan dari perkembangan tahap sebelumnya, pada masa ini anak
sangat aktif mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya. Dorongan untuk
mengetahui dan berbuat terhadap lingkungannya sangat besar, tetapi di pihak
lain karena keterbatasan- keterbatasan kemampuan dan pengetahuannya
kadang-kadang dia menghadapi kesukaran, hambatan bahkan kegagalan. Hambatan dan
kegagalan ini dapat menyebabkan anak merasa rendah diri. Salah satu tugas yang
diperlukan dalam tahap ini ialah adalah dengan mengembangkan kemampuan bekerja
keras dan menghindari perasaan rasa rendah diri. Saat anak-anak berada
tingkatan ini area sosialnya bertambah luas dari lingkungan keluarga merambah
sampai ke sekolah, sehingga semua aspek memiliki peran, misalnya orang tua
harus selalu mendorong, guru harus memberi perhatian, teman harus menerima
kehadirannya, dan lain sebagainya. Tingkatan ini menunjukkan adanya
pengembangan anak terhadap rencana yang pada awalnya hanya sebuah fantasi
semata, namun berkembang seiring bertambahnya usia bahwa rencana yang ada harus
dapat diwujudkan yaitu untuk dapat berhasil dalam belajar. Anak pada usia ini
dituntut untuk dapat merasakan bagaimana rasanya berhasil, apakah itu di
sekolah atau ditempat bermain. Melalui tuntutan tersebut anak dapat mengembangkan
suatu sikap rajin. Berbeda kalau anak tidak dapat meraih sukses karena mereka
merasa tidak mampu (inferioritas), sehingga anak juga dapat
mengembangkan sikap rendah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden years) yang merupakan masa
dimana anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka
pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan
perkembangan anak secara individual.
Masa peka adalah
masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi
yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar
untuk mengembangkan kemampuan kognitif, motorik, bahasa, sosio
emosional, dan moral.
Karakteristik perkembangan pada
anak dibagi menjadi 3 masa:
1.
Perkembangan anak masa awal
2.
Perkembangan anak masa tengah dan akhir
DAFTAR
PUSTAKA
Taqiyuddin, Pendidikan Untuk
Semua, STAIN Cirebon Prees, Cirebon, 2005
Kartono, Kartini, Psikologi
Anak, Mandar Maju, Bandung, 1995
3 comments:
:o Panjang amat gan...
Thx infonya
namanya juga makalah gan :v
siiip
Izin share
Post a Comment