SELAMAT DATANG DI LIAILMAMAH.BLOGSPOT.COM,JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTARMU YA! :) maaf jika foto2 terhapus :')

Sunday 6 April 2014

Keistimewaan Masa Anak-Anak


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Anak adalah mahluk yang lahir dari sepasang orang tua, anak adalah manusia yangbelum dewasa, anak adalah titipan Allah SWT, anak sebagai amanah, anak merupakan masa depan bangsa dan sebagainya. Dari sudut perkembanganya, sejak anak dilahirkan sampai tahun-tahun pertama anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Para ahli berpendapat bahwa perkembangan pada tahun-tahun awal lebih kritis dibandingkandengan perkembangan selanjutnya, sehingga dikatakan bahwa “masa kanak-kanakmerupakan gambaran awal manusia sebagai seorang manusia”. Para ahli neurosciencemengemukakan bahwa, anak sejak dilahirkan telah memiliki milayaran sel neuron yang siap dikembangkan.
Anak akan mengalami suatu periode yang dinamakan sebagai masa keemasan anak(the golden years)  saat usia dini dimana saat itu anak akan sangat peka dan sensitif terhadap berbagai rangsangan dan pengaruh dari luar. Laju perkembangan dan pertumbuhan anak mempengaruhi masa keemasan dari masing-masing anak itu sendiri. Saat masa keemasan, anak akan mengalami tingkat perkembangan yang sangat drastis di mulai dari pekembangan berpikir, perkembangan emosi, perkembangan motorik, perkembangan fisik dan perkembangan sosial. Lonjakan perkembangan ini terjadi saat anak berusia 0-8 tahun, dan lonjakan perkembangan ini tidak akan terjadi lagi di periode selanjutnya. Saat perkembangan anak khususnya saat perkembangan dini, orang tua harus betul menjadikannya sebagai perhatian khusus, karena hal ini tentunya akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan anak di masa yang akan datang.
B.       Rumusan Masalah
1.      Apa keistimewaan pada masa anak-anak?
2.      Bagaimana karakteristik perkembangan pada masa anak-anak?
C.       Tujuan Masalah
1.      Agar mengetahui keistimewaan anak-anak
2.      Agar mengetahui karakteristik perkembangan pada masa anak-anak



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Keistimewaan Masa Anak-Anak
Anak dilahirkan di dunia dalam kondisi serba kurang lengkap; sebab semua naluri, fungsi jasmaniah, serta rohaniahnya belum berkembang dengan semurna. Oleh karena itulah anak manusia mempunyai kemungkinan panjang untuk bebas berkembang. Yaitu untuk “survive” mempertahankan hidup, dan untuk menyesuaikan diri dalam lingkungannya.
Manusia sanggup menyesuaikan diri dalam lingkungannya, bahkan juga mampu mengubah alam sekitar dan dunia. Sehubungan dengan proses perkembangan anak manusia ini, masa mudanya lebih lama, dan memerlukan usaha belajar yang lebih banyak bentuan, tuntunan, dan pendidikan dari orang dewasa.
Pada tahun-tahun pertama anak cepat mengenala lingkungan tempat tinggalnya. Namun pengenalan tersebut serba tidak lengkap dan belum terperinci. Walaupun pengertian dan pengenalannya banyakdipengaruhi oleh aktivitas atau usaha orang dewasa , namun dia masih dibatasi oleh rasa “belum sadar”.[1]
Anak akan mengalami suatu periode yang dinamakan sebagai masa keemasan anak(the golden years)  saat usia dini dimana saat itu anak akan sangat peka dan sensitif terhadap berbagai rangsangan dan pengaruh dari luar. Laju perkembangan dan pertumbuhan anak mempengaruhi masa keemasan dari masing-masing anak itu sendiri. Saat masa keemasan, anak akan mengalami tingkat perkembangan yang sangat drastis di mulai dari pekembangan berpikiri, perkembangan emosi, perkembangan motorik, perkembangan fisik dan perkembangan sosial. Lonjakan perkembangan ini terjadi saat anak berusia 0-8 tahun, dan lonjakan perkembangan ini tidak akan terjadi lagi di periode selanjutnya. Saat perkembangan anak khususnya saat perkembangan dini, orang tua harus betul menjadikannya sebagai perhatian khusus, karena hal ini tentunya akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan anak di masa yang akan datang.
B.       Karakteristik Perkembangan Pada Masa Anak-Anak
Karakteristik Perkembangan anak dibagi menjadi tiga fase, yaitu perkembangan masa anak-anak awal, perkembangan masa anak-anak tengah dan akhir.
a.       Karakteristik Perkembangan Masa Anak-Anak Awal
Sebagian orang tua menganggap awal masa kanak-kanak sebagai usia yang mengandung masalah atau usia sulit, orangtua juga mengganggap masa awal kanak-kanak sebagai usia mainan, karena sebagian besar waktunya dihabiskan dengan mainan.
Sebutan yang digunakan para pendidik; Para pendidik menyebut tahun-tahun awal masa kanak-kanak sebagai usia prasekolah. Sebutan yang digunakan para ahli psikologi; sebutan yang banyak digunakan adalah usia kelompok, yaitu masa di mana anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku social sebagai persiapan bagi kehidupan social yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian diri pada waktu mereka masuk kelas satu. Karena perkembangan utama yang terjadi selama awal masa kanak-kanak seputar penguasaan dan pengendalian lingkungan, banyak ahli psikologi melabelkan awal masa kanak-kanak sebagai usia menjelajah, artinya menunjukkan bahwa anak-anak ingin mengetahui keadaan lingkungannya, bagaimana mekanismenya, bagaimana perasaannya dan bagaimana ia dapat menjadi bagian dari lingkungan. Salah satu caranya dengan bertanya. Jadi periode ini sering disebut sebagai usia bertanya. Hal lain juga yang paling menonjol adalah meniru pembicaraan dan tindakan orang lain. Sehingga dikenal dengan usia meniru. Namun demikian kecendrungan yang lebih dari sekedar meniru adalah menujukkan kreatifitas dalam bermain dibandingkan dengan masa-masa lain dalam kehidupannya. Dengan alasan ini, shli psikologi juga menamakan sebagaiusia kreatif.
            Adapun perkembangan pada masa ini mencakup beberapa aspek khusus, yaitu;
a)       Perkembangan Fisik
Selama masa anak anak awal, pertumbuhan fisik berlangsung secara lambat, dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan selama masa bayi. Pertumbuhan fisik yang lambat ini berlangsung sampai mulai munculnya tanda tanda pubertas, yakni kira-kira 2 tahun menjelang anak-anak matang secara seksual dan pertumbuhan fisik kembali berkembang pesat. Meskipun selama anak-anak pertumbuhan fisik  mengalami perlambatan, namun ketrampilan motorik kasar dan motorik halus justru berkembang pesat.


Ø  Tinggi dan berat badan
Selama masa kanak-kanak awal, tinggi rata-rata anak bertumbuh 2,5 inci dan berat bertambah antara 2,5 hingga 3,5 kg setiap tahunnya. Pada usia 3 tahun, tinggi anak sekitar 38 inci dan beratnya sekitar 16,5 kg. Pada usia 5 tahun, tinggi anak mencapai 43,6 inci dan beratnya 21,5 kg (Mussen, Conger dan Kangan,1969).  Ketika anak usia pra sekolah bertumbuh semakin besar, persentase pertumbuhan dalam tinggi dan berat berkurang setiap tahun. Selama masa ini baik laki-laki maupun perempuan terlihat makin langsing, sementara batang tubuh mereka makin panjang.
Ø  Perkembangan otak
Salah satu yang terpenting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa ini adalah pertumbuhan otak dan system syaraf. Otak dan kepala merupakan bagian yagn tumbuh paling cepat. Meningkatnya ukuran otak disebabkan oleh peningkatan jumlah dan ukuran syaraf-syaraf dalam, dan diantaranya bagian-bagian otak. Peningkatan ukuran otak disebabkan oleh peningkatan mielinisasi yaitu proses dimana sel-sel syaraf dilapisi dan diisolasi oleh sebuah lapisan sel-sel lemak, efeknya dapat meningkatkan kecepatan dan ketepatan penyaluran informasi melalui system syaraf. Mielinisasi penting bagi pendewasaan anak, peningkatan kematangan otak dikombinasikan untuk memperoleh pengalaman dan pemunculan kemampuan kognitif.Pertumbuhan otak pada masa kanak-kanak tidak sepesat pertumbuhan otak pada masa bayi. Pada saat bayi mencapai usia 2 tahun, ukuran otaknya rata-rata 75% dari otak orang dewasa, dan pada usia 5 tahun, ukuran otaknya mencapai sekitar 90% otak orang dewasa (Yeterian & Pandya, 1988).[2]
b)      Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik merupakan aspek yang penting bagi usia dini. Pada tahap ini, mengalami kemajuan yang sangat pesat yang dapat digunakan sebagai dasar pada perkembangan berikutnya.
Ketrampilan motorik dibagi dua jenis yaitu:
1.      Ketrampilan motorik kasar (Gross Motor) adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
2.       Ketrampilan motorik halus (Fine motor) adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.
c)       Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif anak terbagi ke dalam beberapa tahap:
1.      Tahap Sensorimotor, pada tahap ini kemampuan anak hanya pada gerakan refleks, mulai mengembangkan kebiasaan-kebiasaan awal, mereproduksi berbagai kejadian yang menurutnya menarik, mulai menggunakan berbagai hal atau peralatan guna mencapai tujuannya, melakukan berbagai eksperimen dan anak sudah mulai menemukan berbagai cara baru. Tahap sensorimotor terjadi saat usia 0-2 tahun.
2.      Tahapan Pra-operasional, pada tahap ini anak mulai menerima berbagai rangsangan yang masih terbatas, Kemampuan bahasa anak mulai berkembang, meskipun pola pikirnya masih bersifat statsi dan masih belum mampu untuk berpikir secara abstrak, persepsi mengenai waktu dan mengenai tempat masih tetap terbatas. Tahap pra-operasional berkembang saat usia anak 2-7 tahun.
3.      Tahap konkret operasional, pada tahap ini anak sudah bisa menjalankan operasional dan berpikirnya mulai berpikir secara rasional. Dalam tahap ini tugas-tugas seperti menyusun, melipat, melakukan pemisahan, penggabungan, menderetkan dan membagi sudah dapat dilakukan oleh anak. Tahap konkret operasional berlangsung pada usia 7-11 tahun.
4.       Tahap Formal Operasional, dalam tahap ini anak sudah mulai beranjak sebagai seorang remaja. Dalam tahap ini, anak sudah mulai berpikir secara hipotetik, yaitu penggunaan hipotesis yang relevan sudah dilakukan anak guna memecahkan berbagai masalah. Sudah mampu menampung atau berpikir terhadap hal-hal yang menggunakan prinsip-prinsip abstrak, sehingga anak sudah bida menerima pelajaran-pelajaran yang bersifat abstrak seperti matematika, agama dan lain-lain.[3]
d)     Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa dimulai dengan tangisan kelahiran, diikuti perkembangan bertahap-tahap yang ditandai kemampuan-­kemampuan tertentu. Jean Piaget mengajukan pola perkembangan bahasa sebagai berikut.
·         Tahap Pra operasional (usia 2 – 7 tahun)
Dapat diklasifikasikan ke dalam dua tahap yaitu sebagai berikut :
1.      Masa 2,0-2,6 tahun yang bercirikan:
v  Anak sudah mulai menyusun kalimat tunggal yang sempurna
v  Anak sudah mampu memahami tentang perbandingan. Misalnya, anjing lebih besar dari kucing.
v  Anak banyak menanyakan nama dan tempat: apa, di mana, dan dari mana.
v  Anak sudah banyak mengunakan kata-kata yang berawalan dan berakhiran.
2.      Masa 2,6-6,0 tahun yang bercirikan:
v  Anak sudah dapat menggunakan kalimat majemuk beserta anak kalimatnya.
v  Tingkat berfikir anak sudah lebih maju, anak banyak menanyakan soal waktu, sebab-akibat melalui pertanyaan-pertanyaan: kapan, ke mana, mengapa, dan bagaimana.
v  Pola perkembangan kemampuan berbahasa tampak pula pada tipe bicara. Menurut Piaget ada tiga tipe bicara egocentric sejak masa bayi dan anak sebagai berikut:
v  Mengulang-ulang (repetion) sambil meniru ucapan termasuk gaya orang lain
v  Berbicara sendiri (individual monologue)
v  Bercakap-cakap sendiri di tengah sesama (collective monologue)[4]

e)      Perkembangan Emosional
Anak usia dini mengalami hampir semua jenis emosi yang secara normal dialami oleh orang dewasa. Namun, rangsangan yang mengakibatkan emosi dan cara anak mengekspresikan emosi sangat berbeda dengan orang dewasa. Anak usia dini cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas dan terbuka.
Secara garis besar jenis emosi menurut Goleman (1997) dikelompokkan sebagai berikut:
1.      Amarah, beringas, mengamuk, marah besar, jengkel, keras hati, terganggu, berang dan tersinggung.
2.      Kesedihan, pedih, muram, meloncholic, mengasihi diri, kesepian, ditolak, dan putus asa.
3.      Kenikmatan, kebahagiaan, gembira, riang, puas, senang, terhibur, dan bangga.
4.      Rasa takut, cemas, gugup, hawatir, was-was, tidak senang, panik, phobia.
5.      Kasih sayang, cinta, penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat dan kasih.
6.      Terkejut, terkesiap, takjub, dan terpana.
7.      Mual, benci, dan tidak suka.
8.      Malu, rasa salah, kesal hati, aib, hina dan rendah diri
Pengelompokkan tersebut pada intinya ada emosi yang menyenangkan (positif) dan ada emosi yang tidak menyenangkan (negatif). Emosi negatif perlu mendapat perhatian yang lebih bila dibandingkan dengan emosi positif karena dampak emosi negatif dapat menyebabkan individu merasa gagal dan rendah diri.
Dalam mengembangkan emosi anak yang mengarah positif, seseorang perlu memiliki keterampilan emosi sebagai berikut:
1.      Mengidentifikasi dan memberi nama pada perasaan yang muncul
2.      Mengungkapkan perasaan
3.      Menilai intensitas perasaan
4.      Mengelola perasaan
5.      Menunda pemuasan
6.      Mengendalikan dorongan hati
7.      Mengurangi stres
8.      Mengetahui perbedaan antara perasaan dan tindakan
Goleman (1997) mengatakan “proses pembelajaran emosi sangat penting pada empat tahun pertama kehidupan anak, akibat-akibat permanennya besar sekali”. Oleh karena itu, macam-macam keterampilan emosi tersebut hendaknya dilatihkan pada anak-anak agar anak memiliki kecerdasan emosional yang tinggi.[5]
f)       Perkembangan Moral
Belajar berperilaku merupakan salah satu tugas perkembangan yang penting di masa kanak-kanak. Seperti kita ketahui, anak-anak berbeda dengan orang dewasa dalam hal perkembangan kognitif dan pribadi. Mereka juga berbeda dalam hal pertimbangan moral. Di sini ada dua orang tokoh yakni Piaget dan Kohlberg yang mengemukakan tentang teori perkembangan moral.
g)      Perkembangan Sosial
Hurlock (1991) mendefinisikan perkembangan sosial sebagai pencapaian suatu kemampuan untuk berprilaku sesuai dengan harapan sosial yang ada. Proses menuju kesesuaian ini mencakup tiga komponen, yaitu (1) belajar nberprilaku sosial, (2) bermain dalam peranan yang disetujui secara sosial, (3) pengembangan sikap sosial. Gordon dan Browne dalam Moeslichatoen (1999) mengadakan penggolongan kegiatan bermain sesuai dengan dimensi perkembangan sosial anak dalam empat bentuk yaitu: (1) bermain secara soliter, (2) bermain secara pararel, (3) bermain asosiatif, (4) bermain secara komperatif.
Perekembangan bermain sosial bayi merupakan bentuk permainan sendiri-sendiri (Soliter) dan tidak bersifat sosial. Dalam permainan tidak terdapat aturan-aturan. Dengan sendirinya permainan dipandang sebagai permainan spontan dan bebas. Bayi bermain kapan saja dan dengan cara apapun.
Awal usia dua tahun dan tiga tahun, anak menunjukan minat yang nyata untuk melihat anak yang lain. Ini dikenal dengan pararel, yaitu anak bermain sendiri-sendiri secara berdampingan. Jadi tidak ada interaksi anak satu dengan anak lainnya. Anak senang dengan kehadiran anak lain, tetapi belum terjadi keterlibatan diantara mereka. Selama bermain secara pararel anak sering menirukan apa yang dilakukan oleh anak lain yang berdekatan. Bermain pararel merupakan bentuk kegiatan sosial yang pertama-tama dilakukan dengan teman sebaya.
Orang-orang di sekitar, kerabat, tetangga, saudara, tutor, dan teman sebaya akan mempengaruhi perkembangan sosia, hal ini didukung oleh pendapat Siti Partini (1995) yang mengatakan bahwa, sejak lahir anak dipengaruhi oleh lingkungan sosial dimana dia berada secara terus menerus. Tutor di tempat penitipan anak merupakan pengasuh yang dekat dengan anak, maka perilaku tutor akan mempengaruhi pula perkembangan sosial anak.

b.       Karakteristik Masa Anak-Anak Tengah dan Akhir
Masa anak akhir (Late childhood) berlangsung pada usia 6 tahun hingga tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Pada masa awal dan masa akhir anak-anak ditandai oleh kondisi yang sangat mempengaruhi perkembangan sosial anak. Masa ini merupakan tahap terpenting bagi anak-anak untuk mengembangkan aspek-aspek yang ada pada dirinya seperti aspek afektif, kognitif, psikomotorik, maupun aspek psikososial untuk menyongsong ke masa remaja.
Permulaan masa anak akhir ditandai dengan masuknya anak ke kelas satu Sekolah Dasar. Bagi sebagian besar anak, hal ini merupakan perubahan besar dalam pola kehidupannya, juga bagi yang pernah mengalami situasi Pra Sekolah. Sementara untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan harapan bagi sebagian anak terasa sulit, karena kebanyakan anak berada dalam keadaan tidak seimbang, anak mengalami gangguan emosional, sehingga sulit untuk dapat bekerja sama. Oleh karena itu, masuk kelas satu merupakan peristiwa penting yang sangat menentukan bagi perkembangan sosialnya sehingga dapat mengakibatkan perubahan dalam sikap, prilaku dan nilai bagi anak.
Tibanya masa anak akhir sulit untuk diketahui secara tepat kapan periode ini berakhir, karena kematangan seksual sebagai kriteria yang digunakan untuk memisahkan masa anak-anak dan pubertas timbulnya tidak selalu sama pada setiap anak. Salah satu penyebabnya adalah karena perbedaan kematangan seksual. Secara umum anak perempuan masa anak akhir berlangsung antara usia 6 – 13 tahun, artinya memiliki rentang waktunya sekitar 7 tahun. Sedangkan bagi anak laki-laki berlangsung antara 6 – 16 tahun yang berarti memiliki rentang waktu sekitar 8 tahun.
Bagi banyak orang tua, masa anak akhir merupakan usia yang menyulitkan, suatu masa dimana anak tidak mau lagi menuruti perintah dan anak lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebaya dibanding orang tua atau keluarga.
Para pendidik melabelkan akhir masa kanak-kanak dengan usia sekolah dasar. Para pendidik juga memandang periode ini sebagai periode kritis dalam dorongan berprestasi, masa dimana anak membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses yang akan dibawanya hingga mereka dewasa.
Juga merupakan usia tidak rapih, terutama untuk anak laki-laki yaitu cenderung acuh terhadap penampilan dan kamar yang berantakan, serta usia bertengkar, karena kerap terjadi pertengkaran yang membuat suasana rumah kurang menyenangkan.
Adapun perkembangan pada masa anak-anak akhir mencakup beberapa aspek khusus, yaitu;
a). Perkembangan Fisik
Pada masa ini peningkatan berat badan anak lebih banyak dari pada panjang badannnya. Kaki dan tangan menjadi lebih panjang, dada dan pinggul jadi lebih besar. Peningkatan berat badan anak selama masa ini terjadi terutama karena bertambahnya ukuran system rangka dan otot, serta ukuran beberapa organ tubuh. Pada saat yang sama kekuatan otot-otot secara berangsur angsur bertambah  dan gemuk bayi (baby fat) berkurang. Pertambahan kekuatan otot ini adalah karena factor krturunan dan latihan (olahraga). Karena perbedaan jumlah sel-sel otot, maka umumnya anak laki-laki lebih kuat dari pada anak perempuan (Santrol,1995).
·         Tinggi dan Berat Badan
Kenaikan tinggi per-tahun adalah 2 sampai 3 inci. Rata-rata anak perempuan usia sebelas tahun sedikit lebih tinggi dari anak laki-laki.


·         Berat
Kenaikan berat lebih bervariasi, rata-rata berat anak perempuan juga sedikit lebih berat dari anak laki-laki

·         Postur tubuh
Perbedaan dalam postur tubuh tidak lagi terlalu tampak seperti pada usia sebelumnya. Disamping itu, anak pada usia ini kurang memberi perhatian pada penampilan dan memiliki kecenderungan untuk berpakaian seperti teman-teman tanpa memperdulikan pantas atau tidaknya dengan postur tubuh mereka
·         Tulang dan Otot
Pada masa ini, jaringan lemak berkembang lebih cepat daripada jaringan otot yang perkembangannya baru mulai melejit pada awal pubertas.
·         Gigi
Pada permulaan pubertas umumnya seorang anak sudah mempunyai dua puluh dua gigi tetap, keempat gigi terakhir muncul pada usia remaja.
b).Perkembangan Motorik
Usia emas dalam  perkembangan motorik adalah middle childhood atau masa anak-anak, seperti yang diungkapkan Petterson (1996). Pada usia ini, kesehatan fisik anak mulai stabil. Anak tidak mengalami sakit seperti usia sebelumnya. Hal ini menyebabkan perkembangan fisik jadi lebih maskimal dari pada usia sebelumnya.
Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya. Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.
Keterampilan motoris terus meningkat pada masa kanak-kanak pertengahan dan akhir. Perkembangan motorik anak-anak menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi daripada masa kanak-kanak awal. Contohnya hanya seorang dari seribu anak dapat memukul bola tenis melampaui net pada usia 3 tahun, tetapi pada usia 10 atau 11 tahun, kebanyakan anak-anak dapat belajar bermain olahraga.
c). Perkembangan Bahasa
·         Pengucapan kata-kata
Kesalahan pengucapan pada usia ini lebih sedikit dibandingkan pada usia anak-anak awal. Perbaikan pengucapan ini dibantu oleh lingkungan, baik lingkungan rumah maupun lingkungan Sekolah.
·         Menambah kosa kata
Kosakata anak-anak meningkat melalui berbagai sumber yang telah disebutkan diatas. Rata-rata anak kelas Satu mengetahui sekitar 20.000 sampai 24.000 kata-kata atau sekitar 5 sampai 6 % dari kata-kata dalam kamus standar. Pada saat duduk di kelas 6, sebagian besar anak sudah mengetahui sekitar 50.000 kata-kata. Disamping mempelajari kata-kata baru dalam kosa kata umum, anak menambah kosa kata khusus, yaitu kosa kata yang terdiri dari kata-kata dengan arti khusus dan penggunaan yang terbatas.
Anak perempuan mempunyai kosa kata tentang warna yang lebih banyak dari anak laki-laki karena ketertarikan mereka dengan dunia fashion, pernak-pernik, dll. Sementara anak laki-laki memiliki kosa kata makian lebih banyak dari anak perempuan, karena kata-kata tersebut mereka anggap sebagai pertanda kejantanan. Selain perbedaan jenis kelamin, perbedaan lingkungan, status sosial ekonomi, juga mempengaruhi perbendaharaan kata yang dikuasai anak pada usia ini.
·         Membentuk kalimat
Anak usia 6 tahun harus suah menguasai hampir semua jenis struktur kalimat. Pada usia 6-9  tahun panjang kalimat akan bertambah. Kalimat panjang biasanya tidak teratur dan terpotong-potong. Berangsur-angsur setelah usia 9 tahun, anak mulai menggunakan kalimat yang lebih singkat dan lebih padat.
d). perkembangan emosi
Pada akhir masa kanak-kanak, ada waktu dimana anak sering mengalami emosi yang hebat. Karena emosi cenderung kurang menyenangkan, maka dalam periode ini meningginya emosinya menjadi periode ketidakseimbangan, yaitu saat dimana anak menjadi sulit dihadapi.
Meningginya emosi pada akhir masa kanak-kanak dapat disebabkan fisik dan atau lingkungan. Kalau anak sakit atau lelah, ia cenderung cepat marah, rewel, dan umumnya sulit dihadapi. Justru sebelum masa kanak-kanak berakhir , ketika organ-organ seks mulai berfungsi, meningginya emosi sedang mengalami puncaknya.
Keadaan lingkungan yang menyebabkan meningginya emosi juga beragam dan serius. Karena penyesuain diri pada setiap situasi baru akan menyusahkan anak. Meningginya emosi hampir dialami oleh semua anak terutama pada saat baru masuk sekolah. Setiap perubahan yang menonjol pada pola kehidupan anak, seperti keretakan keluarga akibatkematian atau perceraian, akan selalu menyebabkan emosi meninggi.
Namun pada umumnya, akhir masa kanak-kanak merupakan periode yang relatif tenang yang berlangsung sampai mulainya masa puber. Ini disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, peranan yang dilakukan oleh anak yang sudah besar sudah terumus secara jelas dan anak tahu bagaimana melaksanakannya; kedua, permainan dan olahraga merupakan pelampiasan emosi yang tertahan; dan terakhir, dengan meningkatnya keteranpilan anak tidak banyak mengalami kekecewaan dalam usahanya untuk menyelesaikan berbagai macam tugas dibandingkan pada saat anak masih lebih muda.
e). perkembangan psikososial
Masa Sekolah (School Age) ditandai adanya kecenderungan industry–inferiority. Sebagai kelanjutan dari perkembangan tahap sebelumnya, pada masa ini anak sangat aktif mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya. Dorongan untuk mengetahui dan berbuat terhadap lingkungannya sangat besar, tetapi di pihak lain karena keterbatasan- keterbatasan kemampuan dan pengetahuannya kadang-kadang dia menghadapi kesukaran, hambatan bahkan kegagalan. Hambatan dan kegagalan ini dapat menyebabkan anak merasa rendah diri. Salah satu tugas yang diperlukan dalam tahap ini ialah adalah dengan mengembangkan kemampuan bekerja keras dan menghindari perasaan rasa rendah diri. Saat anak-anak berada tingkatan ini area sosialnya bertambah luas dari lingkungan keluarga merambah sampai ke sekolah, sehingga semua aspek memiliki peran, misalnya orang tua harus selalu mendorong, guru harus memberi perhatian, teman harus menerima kehadirannya, dan lain sebagainya. Tingkatan ini menunjukkan adanya pengembangan anak terhadap rencana yang pada awalnya hanya sebuah fantasi semata, namun berkembang seiring bertambahnya usia bahwa rencana yang ada harus dapat diwujudkan yaitu untuk dapat berhasil dalam belajar. Anak pada usia ini dituntut untuk dapat merasakan bagaimana rasanya berhasil, apakah itu di sekolah atau ditempat bermain. Melalui tuntutan tersebut anak dapat mengembangkan suatu sikap rajin. Berbeda kalau anak tidak dapat meraih sukses karena mereka merasa tidak mampu (inferioritas), sehingga anak juga dapat mengembangkan sikap rendah.




   










BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden years) yang merupakan masa dimana anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual.
Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar untuk mengembangkan kemampuan kognitif, motorik, bahasa, sosio emosional, dan moral.
Karakteristik perkembangan pada anak dibagi menjadi 3 masa:
1.      Perkembangan anak masa awal
2.      Perkembangan anak masa tengah dan akhir


















DAFTAR PUSTAKA

Taqiyuddin, Pendidikan Untuk Semua, STAIN Cirebon Prees, Cirebon, 2005
Kartono, Kartini, Psikologi Anak, Mandar Maju, Bandung, 1995









Kindly Bookmark this Post using your favorite Bookmarking service:
Technorati Digg This Stumble Stumble Facebook Twitter
YOUR ADSENSE CODE GOES HERE

3 comments:

Official File on 8 September 2014 at 20:06 said...

:o Panjang amat gan...

Thx infonya

blog kombinasi on 8 September 2014 at 20:10 said...

namanya juga makalah gan :v
siiip

Adamani Rizal on 25 February 2018 at 05:19 said...

Izin share

Post a Comment

Blog Archive

Labels

 

About Me

blog kombinasi
View my complete profile

Followers

Recent Comments


| BLOG KOMBINASI © 2009. All Rights Reserved | Template Style by My Blogger Tricks .com | Design by Brian Gardner | Back To Top |